Selama pedekate, Eky always being nice.
Too nice malah. Ya biasalah, kalian pernah pedekate kan? Dan ga perlu
dipungkiri lagi bahwa pedekate adalah masa-masa paling indah selama
berhubungan. Salah satu yang paling manis adalah dia kasih gue kado ulang tahun (lagi) yaitu desain vektor gitu,
gue kaget banget nerimanya dan senyum-senyum sendiri. Ga pernah gue diperlakukan se-spesial ini sama laki-laki. Ga percaya? Gapapa.
Oh iya, bagaimana kelanjutan hubungan gue
sama pacar? For your information, senin, 03 September 2018 gue sudah officially
putus sama pacar (eh untuk saat ini dan seterusnya gue akan menyebutnya
mantan). Jadi senin malam, mantan gue ke kosan gue, mempertanyakan yang
seharusnya dia pertanyakan. Karena sejak jumat lalu, (yang gue ketahuan
telponan sama Eky) dia belum mendapatkan pernyataan dari gue karena mantan gue
masih sibuk dengan kerjaannya. Oke balik ke topik. Malam itu gue ga punya paket data, setelah jam
pulang kantor, gue ga bisa dihubungi via WhatsApp, hanya bisa dari sms.
Singkat cerita, mantan gue tanya kita mau
gimana kedepannya. Sejujurnya dia masih mengharapkan gue untuk kembali ke dia,
karena dia pun memaafkan gue. Tapi gue udah gabisa meneruskan hubungan yang sudah
tidak ada rasanya ini, udah bener-bener hambar aja gitu gue rasa, dan
meneruskan hubungan bukanlah solusi. Gue malah makin menyakiti dia dan diri gue
sendiri dengan membohongi banyak hati kalau hubungan ini terus berlanjut. Dan
gabisa gue pungkiri juga, karena gue sudah jatuh sedalam itu ke Eky. Sebenarnya
Eky ga menuntut apa-apa. Minggu lalu, dia cuma tanya gimana perasaan gue ke dia
dan terus terang gue jawab gue sayang. Gue memutuskan hubungan dengan mantan
gue juga bukan karena Eky memaksa gue untuk menyudahi hubungan. Eky
mempersilakan gue menyelesaikan urusan gue dengan mantan kapanpun gue siap.
Tapi dia pun tahu, bahwa gue akan secepatnya menyudahi hubungan karena gue ga
mau bohongin mantan gue dalam waktu yang lama. Akhirnya setelah gue bersikeras
untuk memutuskan hubungan, mantan gue pulang. Dan malam itu adalah malam
terakhir dia lihat gue.
Oh iya, ditengah percakapan gue dengan
mantan, Eky telfon gue dan mantan gue lihat nama Eky dilayar. Panggilan pertama
gue abaikan, lalu berubah menjadi panggilan tak terjawab. Ga lama Eky telfon
lagi.
"Angkat tuh,"
Kemudian gue angkat. Eky tanya kenapa gue
ga bisa dihubungi, WhatsApp pun ga deliv, sms ga dibales. Dia khawatir. Memang
malam itu gue ga bilang bahwa mantan gue mau datang.
"Ga ada paket. Nanti aja aku belinya
ya, ini udah dikosan," gue ga bilang kalau disitu ada mantan gue.
Begitu mantan gue liat Eky telfon gue,
segitunya nyariin gue, dia semakin pasrah. Gue tahu disitu dia masih sangat
berusaha membalikkan keadaan, tapi dia pun tahu, gue sudah sangat jauh berjalan
sendirian. Dan sialnya lagi, sudah ada yang menyambut gue didepan sana. Hal
inilah yang membuat dia gabisa memohon-mohon lagi seperti biasanya, dan hal ini
juga yang menguatkan gue, bahwa gue layak dapat pengganti yang jauh lebih baik dari
mantan gue.
Setelah mantan gue pulang, gue cuma bisa
berdoa banyak-banyak semoga langkah yang gue ambil ini ga salah. Tapi, kalau
seandainya salahpun, gapapa, gue anggap itu karma. Tapi balik lagi, Eky bilang
karma itu lahir dari orang-orang yang tidak mampu berkomitmen. Berkomitmen
untuk tidak menyakiti satu sama lain, untuk tidak membohongi satu sama lain,
untuk tidak meninggalkan satu sama lain.
Dan setelah itu, gue baru bisa
buka hp dengan tenang. Ada sms dari Eky. Dan ada juga notifikasi pembelian paket
internet yang masuk ke nomor gue. Okay, ternyata Eky beliin gue paket internet.
Baik yah dia, tipikal orang pedekate hahaha (gak ding, dia memang selalu baik).
Setelah gue
kirim WA itu, Eky telfon gue dan gue langsung bilang kalau barusan ada mantan gue dateng.
Gue ga cerita banyak, pada intinya gue bilang ke Eky bahwa kita udah resmi
putus. Dan…engga. Eky ga dengan tiba-tiba di dini hari itu langsung nembak gue.
Kita tetep ngobrol seperti biasa, ngobrolin banyak hal dan sama sekali tidak
mempertanyakan perihal status hubungan kita sekarang. Mungkin sebelum-sebelumnya
gue trauma apabila menjalin hubungan tanpa status. Gue takut ditinggalin dan
diphpin. Tapi entah kenapa kali ini gue ga takut. Entah karena udah capek
mikirin itu dan udah bukan waktunya pusingin hal itu, atau karena kali ini
orangnya adalah Eky.
Keesokan harinya,
Eky chat gue di pukul 22.30. Dia kirim surat yang isinya kata-kata bagus
banget. Seumur-umur gue belum pernah dikasih ginian haha. Dalam kalimatnya dia
menanyakan sesuatu yang menjurus kearah “nembak” tapi kaya bukan “nembak”
wkwkwk. Jujur terlalu bagus sampai gue bingung harus gubris apa. Yang jelas dia
minta gue untuk baca dulu. Kapanpun gue siap, dia akan cetak itu, lalu tempel materai,
terus gue disuruh tandatangan. Wkwk kaya dilan.
Kita ketemu
lagi di tanggal 9-9-18. Dia kerumah gue untuk yang kedua kalinya, trus minta
mau ke puncak lagi, tapi naik motor supaya ga kena buka tutup. Akhirnya gue
jabanin haha. Kita berhenti di rindu alam buat makan bakso sama minum es
kelapa. Entah kenapa disitu Eky langsung ngomong “semoga kita bisa ketemu lagi
di tanggal 9-9-19 dengan perasaan yang sama.” Dalam hati gue: dih apaan, orang
elu aja belom nembak, wkwkwk. Ga ding. Eky memang tidak secara resmi menyatakan
perasaannya lewat kata-kata: “kamu mau ga jadi pacar aku?” karena memang udah
basi. Kita udah saling tahu perasaan masing-masing dan kita hanya membutuhkan
kejelasan status dan janji untuk komitmen aja, (plus, hari itu tanggalnya
cantik) haha. Akhirnya gue tanda tangan surat yang dia bawa udah lengkap
ditempel materai.
Dan begitulah,
awal mula dari semuanya. Awal mula cerita yang ga akan pernah berhenti sampai
gue udah ga mampu lagi ngetik di blog ini, insyaAllah. Banyakkkk banget yang kita alami sampai detik ini baik suka maupun duka. We’re getting stronger
day by day. Cekcok sangat sering, tapi makin cinta juga iya. Bahkan, 3 bulan
yang lalu Eky sudah melamar gue didepan keluarga besar gue dan keluarga besar
dia. So now he is no longer my boyfriend, but my fiancĂ©!!! Ah, I’m totally
blessed. Gue ceritain detailnya disini ya kapan-kapan kalau ada waktu luang.
Love from us.
0 comments:
Post a Comment