Tuesday, March 14, 2017

Our Nightmare: Part 8 (final) "Closing Statement"

"Lepaskanlah, maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu." mengutip kata Tere Liye dari buku kumpulan quotesnya yang berjudul About Love.
Persis seperti apa yang aku lakukan Januari silam. Aku berani dan mengambil langkah untuk melepaskan. Bukan karena sudah tidak sayang, namun karena tahu bahwa semuanya tidak berjalan seperti semestinya. Dan apa lagi yang kau harapkan dari sebuah hubungan yang sudah tidak berjalan semestinya? Namun keajaiban itu datang, Rio kembali dan memintaku untuk tetap tinggal. Dan setelah berbagai macam pembuktian yang ia berikan, aku memaafkannya. Karena sejatinya, cinta itu memaafkan.
Tujuanku menulis cerita kami sederhana, hanya untuk meluruskan apa yang sebenarnya terjadi, dan siapa tahu menjadi sebuah pelajaran bagi siapapun yang membaca. Aku tidak senang, tidak merasa menang hanya karena aku dan Rio kembali bersama. Bagaimanapun keadaan kami setelah kejadian itu, aku tetap akan menuangkannya disini.
Kepada teman-teman perempuan, aku bersyukur apa yang kualami tidak menimpa kalian, tidak perlu kalian tanya bagaimana rasanya jadi aku, kurasa semua tulisanku sedikit banyak sudah menggambarkan semuanya. Namun apabila kalian mengalaminya, jangan pernah takut untuk melepaskan. Karena mereka (para lelaki) belum mengikrarkan janji hitam diatas putih untuk selamanya memiliki kalian. Sebelum hal itu terjadi, kalian dapat dengan leluasa melepaskan apa yang belum tentu baik. Sungguh Tuhan maha baik telah memberikan kesempatan untuk lari sekencang-kencangnya dari lelaki yang tidak menghargai kalian. Percayalah bahwa suatu saat kalian akan mendapatkan seseorang yang jauh lebih menghargai dan menyayangi kalian, atau, percayalah bahwa yang kalian lepas akan kembali dengan keadaan yang jauh lebih baik dan sudah belajar dari pengalaman. Keduanya, sama sama baik bukan?
Tetaplah berfokus kepada apa yang kalian tuju, apa yang kalian cita-citakan. Karena dengan menaikkan derajat kita sendirilah, kemudian laki-laki akan terkesan oleh pribadi kita dengan sendirinya. Tidak usah terlampau mengharapkan apa yang bukan menjadi milik kita, percayalah bahwa Tuhan sudah menuliskan 'our own fairy tale' yang tidak kalah luar biasanya dari fairy tale buatan disney.

Teruntuk perempuan yang menjadi pemeran pembantu di drama kami, tenanglah, ini kali terakhir aku membicarakanmu disini. Aku melepasmu supaya kau memiliki kehidupan yang tenang, agar kau dapat memulihkan lukamu dan mengikhlaskan kami. Agar kau tidak terus menerus gusar karena aku bicarakan disini. Tidak ada yang menyuruhmu membuka blog-ku, bukan? Bagaimanapun aku dan Rio kedepannya, apakah akan terus bersama atau tidak, aku tetap berterimakasih. Karenamu, aku belajar melepaskan, memaafkan, dan menerima lagi. Karenamu, hubungan kami berdua menjadi jauh lebih dewasa dan semakin menyenangkan. Karenamu, aku belajar bahwa aku harus melepaskan dan mengikhlaskan sebelum akhirnya mendapatkan kembali kebahagiaanku.
Mendewasalah, kau tidak bisa bergantung hanya kepada omongan seseorang lelaki kepadamu. Ketahuilah bahwa semua laki-laki pada dasarnya pandai bersilat lidah, dan kita harus sangat jeli jika tidak ingin terperangkap masuk ke permainannya. Jadilah perempuan yang pintar dan pandai membaca situasi, aku tahu kau tidak lagi remaja. Pikirkanlah apapun sebelum kau mengambil tindakan. Siapkan dirimu untuk kemungkinan terburuk, selalu. Bukan untuk siapapun, tapi untukmu sendiri. Kalau dahulu kau tidak membukakan pintu dengan mudahnya untuk pacarku, kau tidak akan terluka sedalam itu kan?
Analisalah semua yang terjadi di sekitarmu, karena pada saat kau jatuh cinta, semua matamu seolah tertutup, dan kau akan menyadari bahwa semua itu salah perlahan demi perlahan. Sebagai contoh, apabila kau berhasil melegalkan hubungan dengan pacarku, sudah siapkah kau untuk menerima berbagai cemoohan dari manapun? Dari keluarga pacarku, teman-teman futsal pacarku, teman-teman pacarku lainnya? Kau boleh berbahagia karena mendapatkan lelaki yang kau cinta, kau boleh mengambil hati semua teman-teman jurusanmu, namun percayalah, bahagiamu hanya sementara, karena dunia pacarku bukan sekadar jurusannya dan kau.
Carilah laki-laki yang mencintaimu tulus, bukan karena ia sedang dilanda rasa bosan akan pacarnya, atau bukan karena ia ditinggal sibuk oleh pacarnya. Jadilah perempuan yang elegan, yang baik namun tidak terlalu baik. Karena mutiara akan tetap ditemukan meski terlindungi oleh kerasnya cangkang. Sayangilah dirimu sendiri, berdirilah diatas kakimu sendiri, tidak perlu kau mengemis-ngemis perhatian dari orang banyak, bahwa kau adalah satu-satunya yang tersakiti. Ingatlah bahwa perempuan dewasa adalah mereka yang melepaskan, yang tidak mengambil pusing apa yang bukan menjadi haknya. Yang seharusnya menjadi haknya pun, ia lepas karena ia percaya bahwa sesuatu yang lebih baik sudah menantinya.
Ups, aku sudah terlalu jauh menasihatimu. Bahkan, aku tidak yakin kau akan setuju dengan semua tulisanku diatas. Yasudah, terserah, setidaknya aku sudah memberi wejangan. Aku menulis karena aku tahu persis bagaimana rasanya menjadi seorang selingkuhan dan bagaimana hinanya menjadi selingkuhan, dan baru kusadari jauh setelah kejadian itu. Dan aku mengganggap bahwa diriku terlalu berharga untuk hanya sekadar dijadikan selingkuhan. So do you. Itupun kalau kau masih menganggap dirimu berharga dan bernilai tinggi, ya.
Akhir kata, hasta la vista baby

Teruntuk lelaki yang memperjuangkanku, yang berusaha menjadi dewasa jauh diatas usia sebenarnya, yang entah-mengapa masih belum menyerah akan aku, dan aku berharap tidak akan pernah menyerah.
Kamu brengsek. Kuakui kamu sangat brengsek mengingat kamu adalah satu-satunya laki-laki yang aku beri kepercayaan penuh untuk mempelajari aku dan kehidupanku. Kamu sangat brengsek apabila dilihat dari track record-mu yang tidak pernah menyakiti dan menduakan perempuan. Aku sudah terlanjur sangat mempercayaimu dan kemudian kau melakukan hal yang sama sekali tidak kuduga, bukan hanya aku, bahkan orang-orang disekitarku berpikir demikian. Tetapi...
Ketahuilah, aku tetap melihatmu sebagai sosok yang sempurna bahkan setelah mengetahui berbagai kekuranganmu. Alasannya hanya satu, karena kau juga melihatku demikian. Anggaplah yang lalu kemudian menjadi pelajaran bagi kita, untuk tetap bertahan pada jalur kita, untuk tidak menyerah terhadap keadaan. Kurang lebih 15 bulan bukanlah waktu yang singkat bagi kita berdua mengingat jatuh bangun yang sudah kita lewati. Semoga kedepannya tidak ada lagi hal-hal yang mengganggu dan kita akan semakin membaikkan satu sama lain. Aku tetap menyayangimu, whether you are a lesson or a blessing. Banyak yang menanti kita didepan sana, yang tentunya jauh lebih seru untuk dilalui berdua, and i cant wait for that, insyaAllah we can pass this together, aamiin.
Terimakasih untuk sudah tegar, sudah kuat, dan menjadi dirimu sendiri. Terimakasih untuk segala pengorbananmu demi membuatku kembali yakin. Aku tahu, laki-laki diluar sana mungkin akan dengan mudahnya menyerah ketika berhadapan denganku yang sekeras batu. Terimakasih untuk membuatku kembali percaya akan cinta, percaya bahwa seseorang bisa berubah, dan mempercayai sebuah kalimat "if it's meant to be, it'll be".

Dari cerita ini, sesungguhnya tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar. Bukan, malah semua pihak cenderung salah. Tetapi, yang kemudian dapat dijadikan pelajaran adalah bagaimana cinta itu tidak bisa dipaksakan, bagaimana cinta itu akan kembali kepada rumahnya. Mengutip kata Ika Natassa dari novelnya yang berjudul Critical Eleven, bahwa 'in relationship, we realize thing too much late', tetapi selama kepercayaan itu masih bisa dikembalikan dan janji bukan sekadar janji melainkan dapat dibuktikan melalui perlakuan, cinta akan dengan mudahnya memberi kesempatan lagi.
The point is, be smart enough. Be tough enough. Be brave enough. You'll never regret what you choose, just let God write your own destiny. He knows best, insyaAllah.
Sudah, sekarang waktunya kita semua bahagia, dengan apa yang sudah digariskan Tuhan untuk kita menit ini, esok, bahkan setahun kedepan. Peace out!

the end.
Oh! But probably i'll continue write about present day, so,
(still) to be continued (with the another story)
Share:

0 comments:

Post a Comment